Selasa, 01 April 2014

Menuai Hikmah dari Perjalanan Hidup Uje

Judul Buku : Tobat Keren en Dahsyat: Perjalanan Hidup Uje Penulis : Teguh Iman Perdana
Penerbit : Noura Books Cetakan : 1, Juli 2013
Tebal : xii+170 halaman
ISBN : 978-602-7816-97-8

Kiprah ustadz Jefri Al-Buchori, atau yang biasa dipanggil Uje di medan dakwah merupakan satu fenomena ‘unik’ dalam masyarakat Indonesia. Julukannya sebagai ustadz gaul nampaknya mampu memberikan warna baru dalam dunia dakwah Islam di Indonesia. Dengan ciri khas suara yang sangat indah ketika mengutip ayat-ayat Al-Qur’an dan melantunkan shalawat menjadikannya idola bagi masyarakat Indonesia. Penyampaian ceramah yang sering disebutnya sharing menjadikannya semakin dekat dengan publik, utamanya kalangan muda Indonesia.

Uje merupakan da’i muda yang penuh dengan kharisma yang dicintai banyak orang, hingga masyarakat Indonesia benar-benar merasa kehilangan atas kepergiannya. Salah satu hal ‘unik’ yang menjadi pembicaraan banyak orang adalah masa lalunya yang kelam, sebelum akhirnya Uje berada dalam jalan yang penuh dengan rahmat. Uje adalah seorang champion, yang memenangkan haq di atas bathil. Kisah hidup Uje begitu sarat dengan hikmah yang sangat perlu kita jadikan tauladan dan ambil pelajaran sedalam-dalamnya.

Membaca kisah hidup Uje sebenarnya sama halnya membaca kisah hidup siapa pun ketika harus jatuh bangun menapakinya, dan bergulat antara yang haq dan bathil. Romantisme semacam ini dapat pula kita baca pada kisah-kisah orang sholeh di masa lalu. Hanya saja, kisah hidup Uje lebih memiliki keuggulan yang terasa “gue banget”, karena satu zaman dengan kita. Sosok Uje menjadi teman bagi siapa saja yang ingin kembali ke jalan Allah. Tiada kata putus asa terhadap rahmat Allah, begitu pula tiada gunanya membiarkan rasa minder menjajah perasaan kita lantara dosa-dosa yang mungkin telah melebihi anak gunung. Seperti yang sudah disinggung, masa lalu Uje sangat kelam. Di puncak keterjeratannya dalam narkoba, Uje pernah mengalami gejala paranoid, yaitu gejala saat seseorang ketakutan dan merasa dunia berniat mencelakakan dirinya. Padahal, sebetulnya Uje terlahir dari keluarga yang taat beragama (hlm 12-13).

Begitu pula, masa remaja Uje merupakan periode kelam dalam hidupnya. Di usianya yang menginjak 15 tahun, dia justru lebih suka bergaul dengan pemuda berusia 20 tahunan. Pacaran pun dengan cewek yang lebih tua, pindah sekolah dari satu SMA ke SMA lain. Uje juga lebih suka datang ke diskotek untuk dugem dan nge-dance. Bahkan Uje benar-benar menjadi dancer yang kerjaannya berpetualang dari satu diskotek ke diskotek lainnya (hlm 22-23). Peran orang-orang terdekat di dalam mengubah hidup seseorang ditunjukkan oleh sosok ibunda Uje yang tiada hentinya mendoakannya dan mengajak pada jalan yang benar. Berkat ketegaran ibundanya, di saat-saat yang terhitung kritis bagi keselamatan iman Uje, muncul pertolongan dari arah yang tidak disangka-sangka, mimpinya melahirhkan kesadaran yang amat mendalam bagi Uje untuk bertaubat, hingga akhirnya Uje pergi umrah bersama ibundanya (hlm 36-37).

Perjalanan taubat Uje bukanlah tanpa hambatan, bahkan sepulang umrah dia kembali lagi terjerat dalam lembah kemaksiatan. Godaan maksiat begitu kuat terhadapnya hingga Uje ditahan di kantor polisi. Cobaan yang begitu besar menimpanya ketika berniat untuk bertaubat tidak lantas membuatnya putus asa mengejar hidayah Allah, hingga akhirnya Uje berhasil menampakkan perjuangannya sebagai pemenang melawan kebathilan. Ada hal yang menarik ketika kita melihat bagaimana masa awal Uje menapaki jalan dakwah. Begitu banyak orang yang mencibir dan meragukannya. Akan tetapi, semua itu justru membuat Uje merasa tercambuk bahwa taubatnya benar-benar dia tujukan karena Allah.

Perjalanan hidup Uje menunjukkan bahwa dalam segala hal sesungguhnya kita sangat memerlukan pertolongan Allah. Pertolongan terhadap Uje terwujud dari dukungan orang-orang terdekatnya yang luar biasa. Bagaimana ibunda Uje, Hj. Tatu Mulyana dan istrinya, Pipik Dian Irawati dengan segala kegigihan, kesabaran, dan ketegaran tiada putusnya memberikan dukungan terhadap Uje menjadi sebuah tauladan bagi kita dalam mengajak orang-orang tersayang untuk kembali pada jalan yang lurus.


Buku ini memang menyajikan masa kelam Uje, namun demikian bukanlah sekedar napak tilas atas pejalanan hidup Uje. Setiap lembar halamannya menjadi saksi bagaimana skenario Allah SWT yang indah berlaku atas diri Uje, sehingga dengan sedikit merenunginya bisa mengambil pelajaran yang sangat dalam. Kisah hidup Uje ini mengajari kita betapa berharganya taubat. Bahkan, yang lebih menakjubkan, bagaimana hidup kita menjadi lebih indah saat taubat dilakukan dengan sebenar-benarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar