Jumat, 25 April 2014
Menyongsong Cahaya
Ya Allah, baru saja aku membaca aduannya. Entah kepada siapa dia mengadu. Aku tak tahu yang dia rasakan. Aku harap kepada Mu lah dia mengadu.
Sungguh bahagia hati ini, ketika amalan wajib yang Engkau perintahkan mulai menguasaiku. Tiada nikmat yang lebih besar kecuali iman dan taqwa. Mungkin untaian kata hikmah itu yang tepat untuk menggambarkan suasana hatiku sekarang.
Hidup di dunia, kami tahu bukanlah hal yang mudah. Kami harus melawan dan mengalahkan khannas. Yah, khannas yang aku tahu adalah iblis yang berada dalam tubuhku. Dia berada dalam aliran darahku. Aku tak mampu untuk melihatnya, meraba, mencium, mendengar, atau bahkan sekedar tahu dimana dia saat ini berada. Hanya saja kehadirannya dalam tubuhku selalu membuat Mu murka.
Ya Allah, pantaskah jika kami menyalahkan iblis?? Pantaskah kami menghujat iblis?? Entahlah, dia yang merupakan makhluk Mu yang terkutuk terkadang tak sejahat yang kami kira. Ahh!! bukan itu yang seharusnya kami ucapkan.
Seburuk apapun nasibku malam ini, tetaplah saya merasa bahagia. Karena aku telah diberi kesempatan oleh Nya untuk sekedar menebus dosa-dosaku yang lalu. Biarlah orang berkata apa. Kasian, empati, atau apalah terhadap apa..aku tetap akan melangkah menyongsong cahaya. Meskipun itu sendirian :) :)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar